Asbestos merupakan nama umum untuk menyebut 6 jenis mineral berserat yang banyak digunakan dalam produk komersial, yaitu: krisotil (asbestos putih), krosidolit (asbestos biru), amosit (asbestos cokelat), anthofilit, tremolit dan aktinolit. Beberapa alasan mengapa asbestos banyak digunakan adalah karena murah harganya, mudah dibentuk, stabil secara kimia, tahan panas, tahan tekanan dan rendah konduktivitasnya. Saat ini hanya asbestos krisotil yang masih ditambang dan diperdagangkan secara komersial setelah adanya pelarangan penggunaan kelima jenis asbestos lainnya. Penggunaan asbestos dalam berbagai macam produk termasuk dalam industri konstruksi, otomotif dan industri tekstil, diantaranya:
- Bahan Konstruksi: Bahan Atap Semen Asbestos (bergelombang dan lembaran datar), Pelapis dan lantai, Pipa Semen Asbestos.
- Bahan gesekan: Bantalan rem mobil dan pelapis kopling, Isolasi (untuk saluran, pipa, tangki), gasket.
- Bahan perekat dan sealant: Selang pemadam, sarung tangan tahan panas, penutup kabel listrik dan lainnya.
Pada akhir 2018 setidaknya 66 negara telah melarang penggunaan segala bentuk asbestos. Pada tahun 2017 Rusia menjadi penghasil asbestos terbesar diikuti dengan Kazakhstan, China dan Brasil (Brasil melakukan pelarangan total terhadap Asbestos pada tahun 2018 termasuk penambangannya). Sebanyak 70% asbestos digunakan di Asia dengan pengguna terbanyak adalah China, India dan Indonesia (Tsujimura, Tatsuya. 18 November 2014. "Japanese docs trying to stop all asbestos use in Asia". The Japan Times. Tokyo.)
Indonesia belum melakukan pelarangan penggunaan asbestos secara total, hanya ada satu jenis asbestos yang dilarang secara nasional yaitu krosidolit (asbestos biru) tertulis dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbestos. Krosidolit juga termasuk dalam kategori lampiran Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pemkot Bandung menerbitkan Perda No 14 tahun 2018 tentang bangunan gedung dan pada Pasal 77 terdapat pelarangan penggunaan asbestos. Pelarangan asbestos total belum ada yang berlaku lingkup nasional sehingga masih banyak produk mengandung Asbestos (terutama jenis krisotil) diproduksi dan digunakan di Indonesia.
Paparan asbestos dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru, mesothelioma, dan asbestosis. Berikut beberapa fakta terkait penyakit karena asbestos ini:
- Sebagian besar kasus asbestosis atau kanker paru-paru pada pekerja terjadi 15 tahun atau lebih setelah orang tersebut pertama kali terpapar asbestos. Sebagian besar kasus mesothelioma didiagnosis 30 tahun atau lebih setelah paparan pertama asbestos.
- Penyakit yang berhubungan dengan asbestos telah didiagnosis pada pekerja asbestos, anggota keluarga, dan warga yang tinggal di dekat tambang asbestos atau pabrik pengolahannya.
Mesothelioma merupakan jenis kanker langka yang dapat tumbuh dan berkembang di paru-paru, perut, jantung dan jaringan sekitarnya. Bila intervensi yang tepat tidak dilakukan, rata-rata pasien mesothelioma hanya mampu bertahan hidup 12–21 bulan. Asbestosis merupakan penyakit kronis paru-paru karena paparan asbestos dalam jangka waktu lama yang berdampak pada pembatasan penggunaan paru-paru karena tertahan oleh serat asbestos.
Pembatasan paparan asbestos di tempat kerja telah diatur dalam Permenaker No. 5 tahun 2018 dengan Konsentrasi Tertinggi yang Diperkenankan (KTD) untuk semua jenis Asbestos sebesar 0, 1 BDS serat/ml.
Menurut laporan WHO, pada tahun 2020 angka kejadian kasus baru mesothelioma per tahun di Indonesia adalah 231 kasus. Angka insidensinya adalah 0,1 per 100.000 penduduk dengan riwayat paparan asbestos (The Global Cancer Observatory. 2021. https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf) namun jika penggunaan asbestos terus dilakukan di Indonesia, tidak menutup kemungkinan 30 tahun kedepan jumlah kasus mesothelioma dapat meningkat tajam.
Penulis: Riska Melanie (Professional Trainer TÜV Rheinland Indonesia)
Konsultasikan kesehatan keselamatan kerja untuk lingkungan kerja anda bersama TÜV Rheinland Indonesia, hubungi kami di Hendra.Hendra@tuv.com
Asbestos and Our Lives
Asbestos is a general name for 6 types of fibrous minerals that are widely used in commercial products, namely: chrysotile (white asbestos), crosidolite (blue asbestos), amosit (brown asbestos), anthophyllite, tremolite and actinolite. Some of the reasons why asbestos is widely used is because it is cheap, easy to shape, chemically stable, heat resistant, pressure resistant, and has low conductivity. Currently, only crystalline asbestos is still being mined and traded commercially after the ban on the use of the other five types of asbestos. Asbestos is used in a wide variety of products, including in the construction, automotive and textile industries, including:
- Construction Materials: Asbestos Cement Roofing Material (corrugated and flat sheet), Lining and flooring, Asbestos Cement Pipe.
- Friction materials: Automobile brake pads and clutch linings, Insulation (for lines, pipes, tanks), gaskets.
- Adhesives and sealants: Extinguishing hoses, heat-resistant gloves, power cord covers and more.
By the end of 2018 at least 66 countries had banned the use of any form of asbestos. In 2017 Russia became the largest asbestos producer followed by Kazakhstan, China and Brazil (Brazil did a total ban on Asbestos in 2018 including mining). As much as 70% of asbestos is used in Asia with the most users being China, India and Indonesia (Tsujimura, Tatsuya. 18 November 2014. "Japanese docs trying to stop all asbestos use in Asia". The Japan Times. Tokyo).
Indonesia has not banned the use of asbestos completely. There is only one type of asbestos that is banned nationally, namely crosidolite (blue asbestos) written in Article 3 of the Regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number: Per.03/Men/1985 concerning Occupational Safety and Health on the Use of Asbestos. Crosidolite is also included in the attachment category of Government Regulation number 74 of 2001 concerning Management of Hazardous and Toxic Materials.
The Bandung City Government issued Regional Regulation No. 14 of 2018 concerning buildings and in Article 77 there is a prohibition on the use of asbestos. There is no total asbestos ban that has yet to be implemented nationally, so there are still many products containing asbestos (especially the chrysotile type) that are produced and used in Indonesia.
Exposure to asbestos can cause lung cancer, mesothelioma, and asbestosis. Here are some facts related to this disease due to asbestos:
- Most cases of asbestosis or lung cancer in workers occurred 15 years or more after the person was first exposed to asbestos. Most cases of mesothelioma are diagnosed 30 years or more after the first exposure to asbestos.
- Asbestos-related diseases have been diagnosed in asbestos workers, family members, and residents living near asbestos mines or processing plants.
Mesothelioma is a rare type of cancer that can grow and develop in the lungs, stomach, heart and surrounding tissues. If appropriate intervention is not carried out, the average mesothelioma patient can only survive 12–21 months. Asbestosis is a chronic lung disease due to exposure to asbestos in the long term which has an impact on limiting the use of the lungs because it is restrained by asbestos fibers.
Asbestos exposure restrictions in the workplace have been regulated in Permenaker No. 5 of 2018 with the Highest Allowable Concentration (KTD) for all types of Asbestos of 0.1 BDS fiber/ml.
According to the WHO report, in 2020 the number of new cases of mesothelioma per year in Indonesia is 231 cases. The incidence rate is 0.1 per 100,000 population with a history of exposure to asbestos (The Global Cancer Observatory. 2021. https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf) but If the use of asbestos continues in Indonesia, it is possible that in the next 30 years the number of cases of mesothelioma can increase sharply.
Author: Riska Melanie (Professional Trainer TÜV Rheinland Indonesia)
Consult Health and Safety for your work environment with TÜV Rheinland Indonesia, contact us at Hendra.Hendra@tuv.com